Memaknai Euphoria Hari Kartini

Pojok Biru

Terlepas dari pertanyaan, “Mengapa ada hari Kartini tapi tidak ada Hari Dewi Sartika atau Hari Cut Nyak Dien? Toh mereka punya perannya masing-masing yang tak kalah menakjubkan?”, saya mencoba untuk masuk ke dalam euphoria Hari Kartini yang bahkan menjadi TTWW di twitter hari ini. Ya, saya mencoba memaknai peringatan Hari Kartini yang jatuh tiap tanggal 21 April. Bukan, saya tidak akan ikut protes soal siapa tokohnya, tapi pada esensi Hari Kartini yang kerap kali dimaknai sebagai hari lahirnya emansipasi wanita di negeri ini. Lalu, emansipasi seperti apakah yang sebenarnya diinginkan oleh Kartini?

Tak bisa dipungkiri, surat-surat RA. Kartini memang memiliki andil sehingga perempuan-perempuan masa kini memperoleh hak untuk bersekolah dan merasakan pendidikan. Suara-suara RA. Kartini yang tertuang dalam Buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” kemudian menjadi pembenaran atas maraknya emansipasi wanita dan kampanye kesetaraan gender serta isu-isu feminis lainnya yang kini ramai diperbincangkan.

Emansipasi wanita menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan…

Lihat pos aslinya 482 kata lagi

Tinggalkan komentar